Pasien Diabetes Tak Disarankan Olahraga Jelang Buka Puasa, Dokter Ungkap Alasannya

oleh -6 Dilihat
oleh
pasien diabetes tak disarankan olahraga jelang buka puasa dokter ungkap alasannya 62c832e

bacadisini.web.id.com, Jakarta Orang yang berpuasa umumnya disarankan untuk berolahraga sebelum berbuka puasa. Namun, hal ini tidak berlaku pada penderita diabetes.

Menurut Melisa Diah Puspitasari, dokter spesialis penyakit dalam di Eka Hospital Bekasi, penderita diabetes sebaiknya tidak melakukan olahraga berat saat berpuasa. Yakni dari sahur hingga berbuka puasa.

“Jika penderita diabetes ingin berolahraga, sebaiknya berolahraga 1 hingga 2 jam setelah puasa. Dalam keterangan pers yang dikutip Rabu 27 Maret 2024, Melissa mengatakan, “Olahraga setelah berbuka puasa dapat membantu mencegah lonjakan gula darah.”

Berolahraga sebelum berbuka puasa tidak dianjurkan bagi penderita diabetes. Sebab, dapat meningkatkan risiko hipoglikemia, atau penurunan gula darah di bawah normal.

“Hindari berolahraga sesaat sebelum berbuka, karena meningkatkan risiko hipoglikemia,” saran Melissa.

Memilih olah raga atau aktivitas fisik bagi penderita diabetes yang berpuasa sebenarnya tidak sulit. Olahraga ringan seperti jalan kaki atau bersepeda dianjurkan.

Perlu diketahui bahwa tidak semua penderita diabetes disarankan berpuasa di bulan Ramadhan. Pasalnya, kondisi setiap pasien berbeda-beda sesuai risikonya.

Menurut Melissa, ada tiga kategori risiko puasa yang dianjurkan atau tidak dianjurkan bagi penderita diabetes. Ketiga kategori tersebut adalah risiko sangat tinggi, risiko tinggi, dan risiko rendah atau sedang.

Pasien yang berisiko sangat tinggi tidak disarankan berpuasa selama Ramadhan karena khawatir penyakitnya akan bertambah parah. Orang yang berisiko sangat tinggi terkena diabetes adalah mereka yang memiliki kondisi berikut: Hipoglikemia berat pada 3 bulan terakhir sebelum Ramadhan. Riwayat hipoglikemia berulang. Hipoglikemia yang tidak diketahui. Kontrol gula darah yang buruk secara konsisten. Diabetes melitus (DM) tipe 1. Penyakit akut. Koma karena hiperglikemia 3 bulan terakhir sebelum Ramadhan. Saya melakukan pekerjaan fisik yang berat. hamil. Pasien ginjal yang mendapat hemodialisis/cuci darah rutin.

Kategori risiko kedua bagi penderita diabetes yang ingin berpuasa Ramadhan adalah risiko tinggi. Selain itu, pasien berisiko tinggi tidak disarankan berpuasa selama Ramadhan.

Pasien berisiko tinggi meliputi: Hiperglikemia sedang (rata-rata glukosa darah 150 hingga 300 mg/dL atau HbA1c 7,5 hingga 9%). Fungsi ginjal terganggu. Saya tinggal sendiri dan menerima pengobatan insulin atau sulfonilurea. Orang lanjut usia dengan penyakit penyerta. Anda menderita komplikasi jantung, stroke atau diabetes yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah.

Kategori ketiga adalah risiko ringan-sedang. Penderita diabetes yang termasuk dalam kategori risiko ini juga dapat berpuasa selama Ramadhan, setelah berkonsultasi dengan dokter.

Penderita diabetes risiko ringan hingga sedang adalah mereka yang diabetesnya dikendalikan hanya dengan terapi gaya hidup atau obat DM oral.

Jika disetujui oleh dokter, penderita diabetes ringan sebaiknya berpuasa dengan benar sambil menghindari kebiasaan makan yang buruk.

Menurut Melissa, gizi buruk saat puasa bisa memperburuk kondisi diabetes. Beberapa hal yang dapat memperburuk kadar gula darah saat berpuasa antara lain: Tidak makan sahur. Berbuka puasa dengan makanan dan minuman manis. Jangan cek gula darah sebelum memasuki bulan Ramadhan. Anda menderita penyakit atau infeksi lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.