bacadisini.web.id.com, Jakarta – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bersama Rumah Sakit Wanita dan Anak Brawijaya menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk meningkatkan kesehatan perempuan di Indonesia, khususnya dalam upaya menurunkan risiko kanker payudara . dan kanker serviks.
Kemitraan ini menegaskan kembali komitmen Kadin Indonesia untuk meningkatkan ketahanan kesehatan yang merupakan salah satu pilar utama Roadmap Indonesia Emas 2045.
Perempuan memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia sebagai agen perubahan yang signifikan, menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
Senior Vice President HR, Research and Technology and Innovation Quality Improvement Coordinator Carmelita Hartoto mengatakan, data Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) pada tahun 2021 menunjukkan 54% UKM adalah perempuan. 97 persen angkatan kerja juga perempuan.
Sementara itu, CEO RSIA Brawijaya Hospital dr Uf Bagazi SpOG mengatakan kanker payudara dan kanker rahim merupakan dua jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita.
Berdasarkan laporan Globocan, pada tahun 2022 jumlah kasus kanker payudara di Indonesia mencapai 66.271 kasus (30,1%), dan kanker rahim mencapai 36.676 kasus (9,0%).
Ia menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran di kalangan perempuan tentang pemeriksaan rutin dan pendidikan tentang tanda-tanda awal kanker untuk pencegahan dan deteksi dini.
Wakil Ketua Kadin Kesehatan Kadin Indonesia Charles Honoris menegaskan, kanker payudara dan kanker serviks dapat dicegah melalui vaksinasi dan deteksi dini melalui tes Pap. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran perempuan akan pentingnya pemeriksaan rutin dan mengedukasi mereka tentang tanda-tanda awal kanker.
Charles berharap kemitraan ini, dengan memanfaatkan jaringan luas KADIN Indonesia dan pengalaman Rumah Sakit Wanita dan Anak Brawijaya, dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan perempuan di Indonesia.
Tantangan utama dalam upaya pencegahan dan deteksi dini kanker di Indonesia adalah faktor budaya dan sosial. Banyak perempuan yang masih menganggap tabu membicarakan masalah kesehatan reproduksi dan enggan menjalani pemeriksaan rutin.
Selain itu, terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan yang memadai serta kurangnya informasi dan edukasi mengenai pencegahan kanker semakin memperumit situasi ini.
Menurut Bagazi, hal ini semakin krusial bagi wanita karir yang seringkali tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan pemeriksaan rutin.