Liputan.com, Jakarta – Industri kecantikan lokal sedang booming dalam beberapa tahun terakhir dan tren positif ini berkembang dengan sederet merek wewangian lokal. Nama-nama yang mewakili jenis produk tersebut terus bermunculan dengan penawaran barang dan gambar yang berbeda satu sama lain
Mykonos misalnya, merek wewangian lokal yang berdiri sejak 2019, menganggap banyaknya merek wewangian lokal menjadi tantangan dan motivasi mereka untuk berkembang. “Di sisi lain berarti pasar bisnis parfum lokal juga semakin berkembang,” kata Marketing Mykonos Kiara Liputon kepada 6.com pada Kamis, Januari 1923.
Hal ini senada dengan pendapat Albertus Setiapranata, pemilik dan pendiri Eudia Parfums, yang mengatakan bahwa Indonesia memiliki banyak bahan baku parfum seperti minyak atsiri, dan jika produk lokal dapat memanfaatkan sumber daya alam Indonesia, maka itulah ekonomi kreatif lokal juga berkontribusi terhadap perkembangan (industri). , Jumat, 20 Januari 2023
“Di Eudia Perfumes, kami juga bekerja sama dengan sumber bahan baku lokal untuk menciptakan sesuatu yang unik dan berbeda,” lanjut Albert.
Sementara itu, pemilik Atarakia yang enggan disebutkan namanya mengatakan, pasar parfum lokal sedang berkembang di industri parfum dan wewangian Indonesia. Pada Jumat, 20 Januari 2023, ia ikut melalui direct message Instagram yang mengatakan bahwa industri hilir parfum sudah ada sejak lama.
Menciptakan dan melakukan branding merek serta kampanye ‘bangga menggunakan produk lokal’ mendorong pertumbuhan besar-besaran di sektor wewangian rumah, lanjutnya.
Menurut pemilik brand wewangian asal Surabaya, menciptakan produk berkualitas adalah satu hal, namun menemukan keunikan dan membuatnya diterima, dicintai, dan dipercaya oleh khalayak adalah hal lain.
“Pertumbuhan bisnis ini juga merupakan fase yang penuh tantangan, yaitu menjaga kestabilan identitas merek, selain banyaknya alternatif merek lokal dan asing yang populer dengan harga yang relatif murah,” ujarnya.
Lanjut Albert, tantangan lain yang diutarakannya adalah parfum lokal dibandingkan dengan merek asing, apalagi “bermain” di segmen premium seperti Eudia Perfumes.
Kiara, sebaliknya, mengatakan menurut Mykonos, tantangan terbesar bagi bisnis parfum lokal adalah inovasi. “Industri ini berkembang dengan sangat cepat, sehingga kita perlu terus berinovasi untuk membedakan produk kita dari pesaing dan memelopori tren baru di industri wewangian,” ujarnya.
Lagipula, storytelling melalui media sosial sudah menjadi andalan mereka dalam berkomunikasi dengan pelanggan dan calon pelanggannya. Ia mengatakan bahwa Mykonos percaya bahwa setiap parfum memiliki ceritanya masing-masing dan berbagi cerita tersebut dengan Mykonos (dikenal sebagai pelanggannya) adalah proses terbesar dan paling menarik dalam mengembangkan Mykonos.
Eudia Perfumes terus mengedukasi konsumen dengan menjual wewangian premium. “Kami informasikan bahwa bahan minyak yang digunakan adalah minyak atsiri dan wewangian yang lembut sehingga wanginya lebih kompleks dan berbeda dari yang lain,” kata Albert.
“Kami membuat parfum dalam jumlah kecil, bukan produksi massal,” ujarnya. “Kami juga telah menciptakan Parfum Bespoke, di mana pelanggan dapat menciptakan wewangian khusus. Di Parfum Bespoke, pelanggan dapat menemukan bahan dan komposisi wewangian dengan catatan panduan kami.”
Soal tren parfum, pemilik Ataraxia ini mengatakan, seperti produk kecantikan pada umumnya, memiliki jalannya sendiri. Ia mengatakan, “Namun belum meluas. Menurut Ataraxia, tren wewangian mengikuti tren negara lain seperti Eropa, Timur Tengah, Jepang, dan Amerika Serikat.”
Indonesia sepertinya belum memiliki identitas tersendiri yang mewakili wewangian Indonesia.
Secara umum, kata Albert, aroma yang selalu diminati pelanggan adalah aroma floral, fresh, citrus, dan pulmonary.
Mempertahankan Bisnis Parfum Lokal Menurut Kiara, upaya telah dilakukan baik oleh pemerintah, konsumen, maupun pedagang untuk memajukan industri parfum lokal.
Namun perlu dukungan lebih agar tercipta platform untuk menunjukkan eksistensinya dan berkolaborasi untuk memajukan industri parfum lokal di Indonesia, ujarnya.
Sementara menurut Atrakiya, dari sisi industri parfum dalam negeri, teknologinya terbilang sudah mapan dengan hadirnya berbagai produsen yang memiliki kredibilitas tinggi. “Kami merasa bahwa dari sudut pandang pemerintah, kami dapat memberikan pendidikan formal bagi pembuat parfum serta sertifikasi berkala,” kata pemiliknya.
Ia mengatakan dengan platform edukasi ini akan lahir para ahli dan praktisi di industri dan menciptakan efek kupu-kupu, salah satunya adalah kepercayaan konsumen terhadap industri wewangian dalam negeri dan persaingan global.
Dalam semangat mendongkrak vitalitas industri parfum lokal, Udia Perfumes akan membuka dan memperluas experience store di Indonesia Design District, PIK 2, Jakarta, pada Juni 2023. sudah disebutkan
Ia berkata, “Kami selalu menciptakan parfum dengan karakteristik unik dan memperkenalkan bahan-bahan baru untuk parfum pesanan kami.
Mykonos pun tak kalah bersemangat menyambut tahun baru, Kiara mengatakan, “Ada banyak hal yang dinantikan di tahun 2023, mulai dari rilis produk baru hingga kolaborasi.” “Apa yang akan Anda lihat (dalam bisnis Mykonos) pada tahun 2022 akan 10 kali lebih menarik! Nantikan pembaruannya di Instagram kami.”
Sementara itu, Autexia akan fokus memperkuat brand yang baru berjalan online selama satu tahun ini. “Kedepannya, setelah seri horor (wewangiannya), akan ada kejutan lagi dari kami. Usaha ini akan sangat menarik. , “kata pemiliknya.