JAKARTA – Ukraina punya drone kamikaze yang mematikan. Dijuluki vampir, drone punya reputasi menyebarkan teror di kegelapan malam.
Nama lain dari drone adalah Baba Yaga. Drone ini biasanya terbang pada malam hari dan menargetkan sasaran-sasaran penting di Rusia. “Baba Yaga melemparkan ranjau anti-tank ke tempat kami! Rumahnya bisa runtuh,” tulis Dnevnik paratrobanca, saluran Telegram yang digunakan militer Rusia.
Koresponden perang Rusia Semyon Pegov, yang meliput invasi ke Kursk, Ukraina, melaporkan pekan lalu bahwa logistik militer sangat terganggu oleh drone musuh, khususnya drone Baba Yaga. Drone ini mampu membawa bahan peledak hingga 15 kg dengan jarak lebih dari 10 km.
Baru-baru ini, drone Baba Yaga mendapat pembaruan dengan kemampuan meluncurkan peluru kendali. Dengan teknologi terbaru ini, drone Baba Yaga dapat menyerang kendaraan lapis baja paling tangguh sekalipun di belakang garis musuh dengan presisi tinggi tanpa perlu mempertahankan posisi tetap pada sasaran.
Drone Baba Yaga bukanlah perangkat yang murah atau sekali pakai seperti drone FPV lainnya. Itu adalah sistem industri. Harganya puluhan ribu dolar dan dapat membawa muatan signifikan sejauh puluhan kilometer. Meski tidak dilengkapi mesin roket dan hanya bisa digunakan dalam mode jatuh bebas, peluru kendali memungkinkan drone Baba Yaga menyerang sasaran dari ketinggian yang sangat tinggi dan melayang tepat di atas sasaran yang diserang. Drone bisa terus bergerak untuk menyelamatkan diri.
Senjata lain tidak bisa melakukan apa yang bisa dilakukan drone lapangan dalam hal ruang dan muatan, kata Mykola Bieleskov, penasihat militer utama Ukraina di Institut Nasional untuk Studi Strategis di Kiev.uk.
Drone biasanya digunakan dalam kegelapan karena ukurannya yang menjadikannya sasaran empuk. “Mereka tampaknya menjadi masalah besar di medan perang,” kata Thomas Newdick, spesialis penerbangan militer di surat kabar militer The War Zone.
Drone ini ideal untuk mengganggu dan mencegat tentara yang bersembunyi di parit. Dan semangatnya tampaknya penting. Orang Rusia sangat takut dengan drone ini.
Sumber militer Rusia melaporkan bahwa drone Baba Yaga mengalami kesulitan untuk menjatuhkannya karena kemampuan gangguan elektroniknya. Sebaliknya, mereka mencoba melawan Baba Yaga dengan menerbangkan drone tempur atau menembaknya dengan senjata.