bacadisini.web.id.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyadari perekonomian global masih lemah. Hal ini turut mempengaruhi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah pada April 2024.
Seperti diketahui, panasnya geopolitik berdampak besar terhadap perekonomian dunia. Salah satunya menimbulkan tekanan pada pasar internasional, termasuk kinerja pasar saham di Indonesia.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Pertukaran Karbon OJK Inarno Djajadi mengungkapkan dampaknya terhadap pengelolaan IHSG pada April 2024.
Tekanan di pasar global juga berdampak pada pasar perumahan pada April 2024, IHSG menguat 0,53 persen year-to-date ke level Rp7.234,2, turun 0,75 persen year to date, kata Inarno dalam siaran pers. Rapat, disebutkan pada Selasa (14/5/2024).
Saat ini, kata dia, nilai pasarnya meningkat menjadi Rp 12,077 triliun. Jumlah tersebut meningkat 3,45 persen year to date dengan mencatatkan pembelian sebesar Rp7,95 triliun year to date.
Sedangkan di pasar obligasi, indeks pasar saham ICBI saat ini melemah 0,33 persen ke Rp 373,40. Investor nonresiden juga mencatatkan penjualan Rp 1,41 triliun secara year to date di pasar bisnis.
“Saat ini di industri investasi, nilai aset kelolaan atau AUM tercatat sebesar Rp 810,28 triliun, turun 1,75 persen year-to-date.
Nilai aktiva bersih atau NAB seluruh dana tercatat Rp479,74 triliun atau 4,33 persen year to date dan pelunasannya tercatat Rp56,18 triliun pada April 2024, ujarnya.
Lebih lanjut, Inarno mengatakan, sebagian besar pasar modal masih menunjukkan hasil positif. Hal itu terlihat dari nilai masyarakat sebesar Rp 77,64 triliun dengan 17 emiten baru.
Ia menambahkan, ada masyarakat yang mengantri untuk melakukan penawaran umum perdana sebagai IPO.
“Saat ini ada 138 jaringan pipa yang disediakan masyarakat,” ujarnya.
“Dari sisi crowdfunding SCF, jumlah yang terkumpul mencapai Rp1,11 triliun dengan 17 penyelenggara dan 529 donatur,” pungkas Inarno.