bacadisini.web.id.com, Jakarta Bank Indonesia kembali memberikan kesempatan untuk mengikuti seleksi putra/putri terbaik Tanah Air melalui Seleksi Penerimaan Akademik Calon Pembantu Manajer (PCPM) Angkatan 39.
Dikutip dari laman bi.go.id, program ini dirancang untuk mencetak pemimpin masa depan yang berintegritas, berdedikasi tinggi, berjiwa inovasi dan berkomitmen bekerja profesional di era digital.
Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran online PCPM Bank Indonesia, kunjungi situs resmi https://www.pcpm39rekmenbi.id/ dengan periode pendaftaran 12 s/d 17 Agustus 2024. Kelayakan: Warga Negara Indonesia, sehat jasmani dan rohani *) Usia maksimal 26 tahun (S1) dan 28 tahun (S2) paling lambat tanggal 12 Agustus 2024 Lulus dengan nilai IPK minimal 3,00 pada S1 skala 4,00, diutamakan pada institusi yang belum saat ini bertugas dalam hubungan pemerintahan Aktif, meninggalkan hubungan pemerintahan dengan organisasi lain.
*) Sesuai kebutuhan dan persyaratan yang ditetapkan oleh program studi BI : Matematika Statistika Teknik Industri Program Studi Teknik Lainnya (Sipil, Arsitektur, Kimia, Lingkungan, Mekanikal, Elektro, Fisika) Teknik Informatika Ilmu Komputer Sistem Informasi Ekonomi Teknologi Informasi Ekonomi Pembangunan a . Sosial Ekonomi Bisnis Manajemen Akuntansi Keuangan Ilmu Hukum Ilmu Komunikasi Hubungan Internasional Psikologi Ilmu Administrasi
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) terpaksa mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 6,25 persen. Kebijakan moneter ini diambil seiring fokus bank sentral dalam mengurangi dampak risiko global, khususnya terkait penurunan suku bunga acuan The Fed.
“Untuk sektor keuangan, hal ini penting karena secara global masyarakat masih menunggu penurunan suku bunga The Fed, kemudian volatilitas pasar keuangan global yang masih tinggi sehingga memaksa kita untuk mengambil kebijakan moneter yang belum koheren,” kata Kepala Bank Sentral AS. Bank Indonesia. Erwin Hrivino dari Departemen Komunikasi pada Sabtu (3/8/2024) pada acara FEKDI-KKI di JCC Sinan.
Erwin mengatakan, BI 7-day reverse repo rate (BI7DRR) bertujuan untuk menjaga nilai tukar rupee yang berada dalam tekanan berat.
“Rupee sedang terdepresiasi. Meski lebih rendah dibandingkan peer group kita, namun untuk mempertahankannya kita terpaksa mengambil kebijakan moneter yang belum menguntungkan,” ujarnya.
Mengutip pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warju, Irwin menambahkan, jika krisis keuangan di pasar global sudah mereda, bank sentral tentu akan menawarkan peluang untuk menurunkan suku bunga acuan.
“Posisi moneter belum menguntungkan. Kalau mata uang menguntungkan, kami akan berhati-hati karena nilai tukar mungkin akan lebih tinggi setelah itu,” tegasnya.
Ia menegaskan, faktor penentu kebijakan moneter tidak datang dari negara saja. Apalagi, situasi global saat ini yang masih hangat memaksa regulator harus berhati-hati dalam setiap pengambilan keputusan.
“Tergantung ekonominya rendah atau tidak. Nilai tukar dan sebagainya tidak ditentukan di dalam negeri tapi juga faktor luar negeri,” pungkas Erwin.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjio meluncurkan buku Simak dan Desain: Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada Sabtu (3/8/2024) di Jakarta Convention Center (JCC).
Purbiya Yudhi Siddeva, Ketua, Dewan Komisaris, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Geeta Virjavan, Visiting Scholar, Stanford University juga turut hadir dalam kesempatan tersebut.
Buku Research Scholar Bank Indonesia Institute yang ditulis oleh Ivan Jaya Aziz ini mengulas perjuangan kantor perwakilan BI di seluruh Indonesia dalam memajukan UMKM di daerah terpencil.
“Itu film dokumenter, kisah nyata,” kata Perry saat acara peluncuran dan bedah buku bertajuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Jakarta Convention Center (JCC) pada Sabtu (3/8/2024). ).
Menurutnya, buku tersebut juga dalam rangka Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) x Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2024 yang sudah memasuki hari ketiga. Perry mengatakan, FEKDI x KKI 2024 bertumpu pada tiga aspek utama yaitu cinta, bhakti (pengorbanan), dan kehidupan.
“Bagi saya dan BI, ini bukan sekedar acara biasa, kami mempersembahkan cinta, pengabdian dan segala yang kami lakukan untuk memajukan hidup kami,” kata Perry.
Ia kemudian menjelaskan latar belakang pembuatan buku tersebut. Semuanya dimulai pada tahun 2003 ketika Perry menjadi direktur Pusat Pendidikan dan Studi Nasional.
Saat itu, ia mencari banyak profesor Indonesia yang memiliki rasa cinta, pengabdian, dan hati terhadap masyarakat. Penemuan ini membawanya ke Ivan Jaya Aziz, seorang ekonom yang banyak fokus pada pengembangan UMKM.
“Itulah sebabnya saya menawarkan untuk datang ke Indonesia setiap musim panas dan mengunjungi 46 kantor perwakilan BI untuk berbagi kecintaan, pengabdian, dan kesejahteraan BI terhadap UMKM.”
Ia mengatakan Bank Indonesia juga sedang mendorong kinerja UMKM di Tanah Air. Misalnya saja Bank Sentral yang setiap tahunnya menerbitkan pakaian Indonesia dari UMKM.
Pasalnya, UMKM dinilai mempunyai peran besar dalam perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan terhadap usaha mikro, kecil dan menengah untuk meningkatkan perekonomian nasional. “Dua pertiga unit usaha di Indonesia adalah UMKM. Jika ingin menumbuhkan perekonomian Indonesia, maka harus menumbuhkan pelaku UMKM,” tutup Perry.