bacadisini.web.id.CO.ID, JAKARTA — Masyarakat diimbau mewaspadai penyumbat telinga. Dokter Spesialis Telinga dan Tenggorokan RSUD, dr Septo Mangunkusumu, dr Aka Devi Myangsari, Sp THT-BKL, Subsp.Onk(K), FICS, mengatakan benjolan yang muncul di depan telinga bisa jadi merupakan infeksi, jinak. satu. , atau tumor ganas atau umum yang dikenal sebagai kanker.
“Meskipun batuk harus diperhatikan, namun batuk dapat dibedakan menjadi gigitan yang fatal, tidak fatal, atau jinak. Hal ini dapat dipahami dari ciri-ciri setiap gigitannya,” kata Eka saat berbincang. Online tentang rasa lapar yang muncul di depan telinga, Kamis (29/2/2024).
Jika ruam meluas dalam waktu relatif singkat, nyeri, berdarah, dan mengeluarkan cairan atau nanah, bisa berakibat fatal, jelasnya. Gejala lain yang menandakan adanya tumor ganas adalah hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, dan kelelahan ekstrem pada tubuh.
Namun, jika benjolan di depan telinga datang dan pergi, ukurannya berangsur-angsur membesar, atau benjolannya mengecil, bisa jadi itu adalah tumor jinak atau sekadar infeksi. “Jadi belum bisa dipastikan semuanya kanker, tapi sebaiknya hati-hati, kalau ada benjolan di depan telinga dan tidak kunjung hilang meski sudah berobat, sebaiknya minta pertolongan atau konsultasi ke dokter,” dia dikatakan. .
Aka mengatakan, untuk memastikan jenis batuknya, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap batuk tersebut, mulai dari ukurannya, lokasinya, hingga apakah batuk tersebut dapat menular atau tidak. Jika benjolan dapat digerakkan dari pangkalnya, biasanya benjolan tersebut merupakan tumor jinak.
Namun bila tumor tidak bisa bergerak berarti akar tumor sudah menyebar ke area sekitarnya, sehingga bisa dicurigai sebagai tumor ganas atau kanker. “Biasanya akar tumor sudah menyebar seperti tumor ke daerah sekitar atau jaringan sekitarnya, sehingga tidak bisa digerakkan lagi. Artinya tumor sudah keluar dari kapsul sehingga bisa menyebar ke daerah lain, yaitu a tumor ganas itu cirinya,” ujarnya.
Untuk mengetahui jenis batuknya, dokter biasanya akan melakukan prosedur pencitraan, ujarnya. Selain CT scan atau MRI, metode lain yang mungkin dan nyaman adalah USG.
Dengan USG, dokter bisa mengetahui ciri-ciri batuk di depan telinga. “Jadi untuk pemeriksaan sederhana bisa dilakukan USG. Tapi kalau perlu CT scan atau MRI bisa.”