bacadisini.web.id.CO.ID, JAKARTA – Kesejahteraan mental generasi muda di seluruh dunia mengalami penurunan sejak tahun 2012. Pakar kesehatan menyebut yang terjadi sejak saat itu adalah penggunaan ponsel pintar.
Menurut Irish Times, Kamis (16 Mei 2024), psikolog San Diego State University Jean Tung telah mengumpulkan sejumlah besar data yang menunjukkan dampak buruk penggunaan media sosial pada ponsel pada anak-anak dan remaja. . Data ini mencakup sejumlah ukuran kesejahteraan, termasuk pola tidur, sosialisasi, indeks kesepian/depresi, dan partisipasi dalam aktivitas orang dewasa.
Di Amerika Serikat, persentase remaja Amerika yang berkumpul dengan teman dua kali atau lebih dalam seminggu adalah stabil selama 50 tahun sebelum tahun 2008. Persentase ini mulai menurun pada tahun 2008 hingga tahun 2012, kemudian turun tajam pada tahun 2012.
Sebagai perbandingan, tingkat sosialisme di kalangan generasi muda turun dari 80 persen pada tahun 1976 menjadi 55 persen pada tahun 2012. Selain itu, persentase anak usia 13-17 tahun yang tidur kurang dari tujuh jam semalam meningkat menjadi sekitar 35% antara tahun 2003-2013. Setelah itu akan meningkat tajam hingga 50% pada tahun 2022.
Jumlah remaja perempuan yang mengalami depresi berat tetap stabil yaitu sekitar 12 persen dari tahun 1970an hingga 2011, namun akan meningkat menjadi 30 persen pada tahun 2021. Sementara jumlah remaja Amerika yang memiliki akses ke berbagai aplikasi online mencapai 46%.
Hal ini konsisten tidak hanya di Amerika Serikat tetapi juga di seluruh dunia. Persentase anak usia 15 tahun dengan skor kesepian yang tinggi telah meningkat tajam sejak tahun 2012 di Asia, Amerika Latin, Eropa, dan negara-negara berbahasa Inggris. Tingkat depresi di kalangan anak-anak berusia 15 hingga 24 tahun di Prancis meningkat empat kali lipat dalam 10 tahun terakhir.
Dalam pemaparan penelitiannya, Tung menyebutkan beberapa kemungkinan penyebab penurunan statistik kesejahteraan remaja selain penggunaan media sosial pada telepon seluler. Penyebab umumnya bisa berupa kecemasan terhadap pemanasan global, biaya kuliah, penggunaan narkoba, dan banyak aspek lainnya.
Dalam rekomendasinya, Tong menyerukan larangan penggunaan media sosial bagi anak-anak di bawah usia 16 tahun. Tujuannya adalah untuk melindungi remaja rentan dari dampak negatif media sosial. Faktanya, di beberapa negara bagian AS, izin orang tua diperlukan sebelum seorang anak di bawah usia 16 tahun dapat memiliki akun media sosial.
William Revill, profesor biokimia di University College Cork (UCC) di Irlandia, mengatakan alat teknologi memiliki banyak manfaat. Sayangnya, gadget modern saat ini banyak disalahgunakan dan lebih banyak menimbulkan dampak buruk dibandingkan manfaatnya.
Ia juga sepakat bahwa penggunaan ponsel pintar dan media sosial secara berlebihan dapat menyebabkan penurunan kesehatan mental remaja di seluruh dunia. Meskipun media sosial memungkinkan pertukaran ide dan informasi, termasuk gambar dan teks, melalui jaringan dan komunitas virtual.
Keberagaman konten buatan pengguna mendorong keterlibatan melalui suka, berbagi, komentar, dan diskusi. Saat ini, lebih dari lima miliar orang di seluruh dunia menggunakan media sosial, terutama platform media sosial terbesar seperti Facebook, WhatsApp, YouTube, Instagram, WeChat, dan TikTok.
“Ponsel pintar memungkinkan kita membawa semua media sosial ini di saku kita 24 jam sehari,” kata Reville. “Mengendalikan penggunaan media sosial di kalangan generasi mendatang memerlukan perjuangan yang besar.”